Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan penting di Nusa Tenggara Timur karena dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sebagai sumber pendapatan bagi petani. Kacang tanah lokal Rote merupakan salah satu komoditi unggulan yang dikembangkan di Propinsi NTT, khususnya bagi Kabupaten Rote Ndao. Kehilangan hasil kacang tanah akibat stress kekeringan cukup tinggi yakni hingga 40% dan secara kuantitas. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Sanggoen Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao yang berlangsung dari bulan Juni – Oktober 2019. Percobaan ini dirancang secara factorial (2x5)x3 dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 30 kombinasi dan 3 ulangan. Data dianalisis secara ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur berbunga yang tercepat terdapat pada perlakuan kombinasi C0V3 (interval pemberian air 4 hari dengan varietas jerapah) dan C1V1 (interval penyiraman 8 hari dengan varietas lokal Rote) dengan umur berbunga masing – masing 4,3 minggu dan 4,7 minggu berbeda sangat nyata dengan perlakuan kombinasi sedangkan umur berbunga yang terlama pada kombinasi perlakuan C0V1 (interval pemberian air 4 hari dengan varietas lokal Rote) dengan umur berbunga yaitu 7,3 minggu. Hasil bobot polong tertinggi terdapat pada perlakuan C1V3 (interval 8 hari penyiraman, varietas jerapah) mempunyai hasil bobot polong tertinggi diantara kombinasi-kombinasi perlakuan yang lain sedangkan yang terendah terdapat pada kombinasi perlakuan C1V4 (interval 8 hari penyiraman, varietas kancil). Hasil tertinggi terdapat pada perlakuan C0V3 (interval penyiraman 4 hari dengan varietas Jerapah) memberikan hasil yang lebih baik yaitu 24,33 sedangkan yang terendah pada perlakuan C1V4 (interval penyiraman 8 hari dengan varietas kancil) yaitu 17,00. Jumlah biji per polong dalam kombinasi perlakuan interval penyiraman tidak memberikan perbedaan yang nyata, dimana hasil biji per polong relatif sama. Jumlah hasil per baris tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan C1V3 (interval penyiraman 8 hari dengan varietas Jerapah) yaitu 2792,23 2 sedangkan yang terendah pada kombinasi perlakuan C1V4 (interval penyiraman 8 hari dengan varietas Kancil) yaitu 1101,40. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah dari beberberapa varietas yang diuji yang paling baik dalam kondisi cekaman kekeringan terdapat pada vaietas jerapah jika dibandingkan dengan varietas lainnya.
Kata Kunci: Tingkat Kekeringan, Kacang Tanah Lokal Rote, Varietas Nasional
Salah satu pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Rote Ndao adalah lemahnya kesadaran kesadaran berkendaraan. Efektifitas penerapan Peraturan atau hukum diperlukan kesadaran masyarakat untuk mematuhinya. Masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Peran Polisi Lalu Lintas Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Dan Ketertiban Berlalu Lintas Bagi Pengguna Kendaraan Roda Dua Dalam Wilayah Hukum Polres Rote Ndao. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Mendeskripsikan Peran Polisi Lalu Lintas dalam Meningkatkan kedisiplinan dan ketertiban berlalulintas pengguna kendaraan Roda dua. Kegunaan teoritis sebagai masukan bagi civitas akademika Universitas Nusa Lontar khususya bagi mahasiswa Fakultas Hukum dalam rangka pengembangan khasanah Ilmu Hukum dan asil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi (rujukan) bagi peneliti lanjutan. Kegunaan Praktis Selain manfaat teoritis, hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan secara praktis kepada semua pihak yang berkompeten dalam hal ini Satuan Lalulintas Polres Rote Ndao dalam rangka penegakkan disiplin berlalulntas di kabupaten Rote Ndao. Penelitian ini di laksanakan Satuan Lalu Lintas Polres Rote Ndao dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis, jumlah Populasi dari penelitian ini adalah Pengguna sepeda Motor 50 pengguna kendaraan Roda dua sedangkan Jumlah sampel yang ditarik dari populasi didasarkan pada sifat dari populasi dimana populasi seluruhnya homogeny yakni pengemudi kendaraan penggilingan padi maka teknik penarikan dilakukan dengan cara purposive Sampling. Alat yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data adalah dengan menyediakan angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mendapatkan jawaban. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan Menyebarkan Kuisioner dan melakukaan wawancara secara mendalam berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk mendapaatkan jawaban dan data yang lebih valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Perilaku kurang tertib dan kurang disiplin berlalu lintas disebabkan oleh kurang pahamnya pengendara terhadap peraturan-peraturan lalu lintas, digunakan sehingga pengendara tidak mengetahui kekurangan-kekurangan pada kendaraan sperti knalpot yang bising, kaca spion, rem blong, kondisi ban yang kurang baik, surat-surat kendaraan dan lampu kendaraan sehingga memudahkan terjadinya kecelakaan. Untuk dapat meningkatkan ketertibn dan kedisiplinan berlalu lintas maka polisi lalu lintas sangat berperan dalam beberapa hal antara lain : a. Membudayakan tertib dan berdisiplin berlalu lintas melalui pendidikan formal, non formal maupun informal. b. Berperan sebagai Informan bagi pengendara yang kurang memahami aturan lalu lintas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pengendara dengan demikian maka kedisiplinan berlalu lintas akan semakin meningkat Bersikap proaktif dalam memberikan pendidikan dan Jurnal Dosen Unstar Rote http://www.unstarrote.ac.id/ pembinaan bagi pengendara bukan hanya sekedar melakukan tilang. Tegas dalam memberikan sanksi kepada setiap pelanggar,
Kata Kunci: Ketertiban dan Kedisiplinan berlalau lintas
Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan berdampak pada menurunnya kesuburan tanah yang disebabkan terjadinya penurunan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pemanfaatan pupuk organik dapat memperbaiki sifat kimia tanah dengan penambahan unsur hara makro dan mikro seperti POC Air Cucian Beras ke dalam tanah. Perbaikan sifat kimia tanah dari Pupuk organik Air Cucian Beras diharapkan dapat meningkatkan produksi kangkung sebagai sayuran yang populer di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH tanah yang mendapatkan air cucian beras dan air biasa terhadap pertumbuhan kangkung darat. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Agroteknologi Universitas Nusa Lontar Pada bulan April-Mei 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 ulangan dan 2 perlakuan yaitu, perlakuan air cucian beras dan air biasa. Hasil menunjukan bahwa aplikasi pupuk organik cair air cucian beras perpengaruh terhadap perubahan sifat kimia tanah (pH) dan produksi kangkung darat. Peningkatan terbaik kandungan unsur hara (pH) dalam tanah diperoleh diperlakuan air cucian beras (P1) yang memiliki pH rata-rata 6,3 dan pada pengukuran diameter tanaman tinggi batang dengan rata-rata 39,95, panjang daun 32,20, dan lebar daun 22,20. Dibandingkan dengan perlakuan air biasa yang memeliki pH rata-rata 5,8 dan pada pengukuran diameter tinggi batang 36,65, panjang daun 26,50, dan lebar daun 18,50. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa air cucian beras dapat memperbaiki sifat kimia tanah (pH) dan menjadi pupuk alternatif menuju pertanian organik.
Kata kunci: pH tanah, Air cucian beras, Air biasa, Ipomoea Reptans Poir.