Mangrove merupakan suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jenis tumbuhan yang membentuk suatu komunitas di daerah pasang surut. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dikelola dengan sistem yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,menunjang budidaya, parawisata,dan rekreasi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kerusakan dari mangrove terhadap habitat sekitar perairan pantai dan upaya penanggulangan kerusakan mangrove di Kecamatan Rote Barat Laut khususnya pada Desa Holulai.Waktu penelitian dilaksanakan pada Juli2019. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalahpenyebab kerusakan mangrove di lokasi Pantai Litianak disebabkan dua faktor yaitu faktor alam dan lingkungan/ manusia. Tetapi faktor kerusakan di lokasi Pantai Litianak di dominasi oleh faktor lingkungan/manusia, disebabkan karena penambangan liar dan ilegal oleh masyarakat pesisir pantai Litianak yang memanfaatkan hutan mangrove sebagai bahan pakan ternak khususnya untuk ternak sapi dan kambing serta menebang mangrove untuk bahan bangunan dan kayu bakar. Dengan demikian upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan mangrove yaitu dapat dipulihkan dengan cara restorasi/rehabilitasi. Restorasi dipahami sebagai usaha mengembalikan kondisi lingkungan kepada kondisi semula secara alami.
Kata Kunci: Kerusakan, upaya penanggulangan, hutan mangrove, pantai Litianak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran VCT. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Lobalain dengan jumlah siswa 27 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian ini mengacu pada desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Tanggart yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu 1). Perencanaan, 2). Pelaksanaan, 3). Observasi dan 4). Refleksi. Pengambiilan data pada penelitian ini melalui observasi dan tes (pretest dan posttest).Penelitian ini dilaksanakan selama dua kali tindakan (Siklus). Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Value Clarification Technique pada pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil tes pada siklus I yang semula nilai rata-rata kelas pada pretes sebesar 26.29 meningkat menjadi 81.29 dengan besar peningkatan 55%, dan jumlah siswa yang tuntas yakni 20 orang atau 74% sedangkan siswa yang belum tuntas belajar yakni 7 orang atau 26%. Sedangkan pada tindakan siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tes yang semula nilai rata-rata kelas pada pretes sebesar 64.81 meningkat menjadi 90.92 dengan besar peningkatan 26% dan jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus II ini adalah 27 orang atau 100%. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan yang terus mengalami peningkatan pada setiap siklus, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Lobalai kelas XI IPS 3.
Kata Kunci : hasil belajar, pembelajaran Value Clarification Technique, pembelajaran sejarah.
efficiency of water use for paddy field irrigation can be considered in terms of the efficiency of production and technical efficiency, with the efficiency of the production showed in many of his results obtained the unity of water units used Whereas, the efficiency of the technique showed in comparison between the amount of water discharge that enters the rice paddies with the amount of water needed by plants at every stage of growth. The purpose of this research is to know the efficiency of the water usage of Tokolabik River for irrigating rice fields in Tokolabik. In this study used quantitative descriptive method, which means the problem discussed in this research aims to To explain the state of the phenomenon status of knowing things related to the circumstances of something in accordance with the phenomenon or symptoms that occur. The data analysis techniques used in this study are the analysis of water consumption efficiency or water use by using the formula: Efficiency = Water Volume standard-Volume field or E = Vst – Vlap where: E = efficiency of water use (m3) Vst = Standard Volume (m3) Vlap = Volume field (m3) the results showed that the use of river water Tokolabik for rice field irrigation by the map Ni in the village of Tuanatuk has not been efficient because the amount of water consumption by farmers in watering their land greatly exceeds the existing water usage standard is the use of water by farmers is 14.12 L/d/ha, while the standard of water consumption is 3.2 L/d/ha . With the use of water that is not efficient and effective and there is water waste, if water is used efficiently, it can be able to irrigate newland.
Objek wisata Pantai Nemberala terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun berupa penambahan berbagai fasilitas maupun infrastruktur pendukung untuk pengembangan kawasan wisata Pantai Nemberala. Penamabahan itu sebagai upaya untuk menarik kunjungan wisatawan baik lokal, regional maupun wisatawan mancanegara. Kunjungan para wisatawan ke lokasi wisata Pantai Nemberala akan membawa membawa dampak positif maupun negatif, secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebudayaan masyarakat. Kearifan local maupun budaya masyarakat setempat akan mengalami pergeseran akibat adanya kontak langsung dengan dunia luar yang masing-masing membawa ciri budayanya sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak pengembangan obyek wisata Nemberala terhadap kebudayaan masyarakat di Desa Nemberala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao baik secara fisik maupun non fisik, Berusaha mengungkapkan dampak positif dari pengembangan obyek wisata terhadap kesenian dan budaya daerah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dapt dilihat bahwa dampak pengembangan obyek wisata Nemberala terhadap kebudayaan masyarakat sangat tinggi hal ini didukung oleh jawaban responden yang mengatakan bahwa perkembangan pengembangan pariwisata Nemberala sangat nyata baik secara fisik sebesar 92 % dan secara non fisik mencapai 88% adapun dampak negatif dan dampak positif terhadap kebudayaan masyarakat setempat dimana dampak negatif mencapai 96% sedangkan dampak positif 4%.