Transportasi di perkotaan pada umunya berkembang sejalan dengan pertumbuhan penduduk, kenaikan pendapatan, pertumbuhan kepemilikan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas ekonomi maupun sosial. Dengan kata lain perkembangan wilayah berdampak pada sistem transportasi wilayah itu sendiri. Perkembangan prasarana transportasi yang tidak seimbang dibanding dengan laju pertambahan kepemilikan kendaraan bermotor merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya kinerja suatu ruas jalan dan simpang. Disisi lain terdapat hal yang tidak seimbang antara laju pertumbuhan kendaraan dengan pertambahan jalan di setiap tahunnya, sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya kendaraan, kemacetan, dan tundaan di jalan. Penurunan kinerja tersebut di atas akan menimbulkan kerugian pada pengguna jalan baik dari segi waktu dan keselamatan. Salah satu daerah di Kota Denpasar yang mengalami permasalahan lalu lintas adalah persimpangan Jalan Waturrenggong - Jalan P.B. Sudirman dan Simpang Dewi Sartika - .Jalan P.B. Sudirman – Jalan Raya Ppuputan Padatnya persimpangan tersebut dapat disebabkan karena jalan merupakan jalan utama yang banyak dipilih untuk mempersingkat waktu bagi pengendara yang bertujuan kekawasan Denpasar sedangkan saat ini jalan simpang waturenggong dan Simpang Dewi Sartika Denpasar dan di sekitarnyajuga terdapat banyak pusat perbelanjaan, restoran serta perkantoran yang menimbulkan tarikan perjalanan yang cukup tinggi.Pada persimpangan ini sering terjadi kemacetan yaitu pada jam puncak yakni saat pagi dan sore hari. Hal ini dapat dimengerti bahwa pada pagi dan sore hari merupakan waktu puncak lalu lintas kendaraan yang pergi dan pulang dari aktifitas bekerja. Para pengendara sering tidak mematuhi aturan dan berebut ruang jalan kadang terjadi karena para pengendara cenderung saling mendahului sehingga kondisi tersebut dapat menyebabkan konflik pada persimpangan meskipun di kawasan ini sudah terdapat lampu lalu lintas atau (traffic light) hal ini tidak dapat banyak membantu mengurangi atau mengurai kemacetan yang sudah terlanjur parah.
Kata Kunci: Kinerja Simpang Bersinyal Kota Denpasar
Pembangunan di Kabupaten Rote Ndao dewasa ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, ada beberapa Pembangunan dalam bentuk infrastructur salah satunya adalah Bandar udara DC. Saudale yang struktur memiliki gedung Apron , Menara control ATC’memiliki lahan parkir pesawat, lahan parkir kendaraan Dan lahan parkir motor,Bandar Udara Dc. Saudale merupakan satu-satunya Bandar udara dikabupaten rote ndao Dengan daerah luar, terutama dalam arus pergerakan orang Dan barang dari dan keluar kabupaten Rote ndao. Akibat dari kurangnya perluasan Bandar udara dalam landasan pacu yang dimiliki Bandar udara DC Saudale berdampak pada transportasi yang Ada di kabupaten rote ndao, Harus mengadakan penyesuain bobot angkutan orang Dan barang pada seat take off maupun landing Dengan kapasitas Panjang landasan pacu yang Ada yaitu: 900 x 23 m sehingga terjaga keselamatn penerbangan pada bandara udara lekunik. Untuk itu maka penulis mengadakan penelitian mengenai “Analysis Transportasi Bandar Udara DC Saudale , Geometric di Kabupaten Rote ndao bisa dimaksimalkan Pesawat yang digunakan sebagai acuan transportation Dan geometric adalah pesawat type ATR – 42,Wins Air, sehingga pelayanan penerbangan ke kupang dari rote bisa di maksimalkan terhadap taggung jawab dinas perhubungan udara.Penelitian ini dilakukan adalah perhitungan geometri landasan pacu. Perhitungan landasan pacu actual dilakukan dengan memperhatikan Panjang landasan pacu/runway referensi yang dikeluarkan oleh perusahaan pesawat ATR-42 Dan Panjang landasan pacu/ runway tersebut dikoreksikan berdasarkan elevasi , temperature, Dan slope landasan pacu. Analysis Transportasi data dilakukan Dengan menggunakan rumus-rumus: Panjang landasan pacu berdasarkan keadaan lepas landas normal : FL = FS + CW Dimana CW=0,05 ( TOD – 1.15 ( LOD ) ), TOD = 1.15 ( 1.15 ( D35 ), FS =TOR = TOD CW, Panjang landasan pack berdasarkan keadaan lepas landas dengan mesin FL = FS + CW Panjang runway minimum dengan metode ARF : ARFL ( Leo x Ft x Fe x Fs ) + Fw, Panjang runway actual berdasarkan kondisi maksimum take off weight can kondisi maksimum landing weight : ARFL x Fe x Ft x Fs, Perhitungan factor koreksi akibat elevasi Fe = ( 1 + (0.07 x E/ 300 ), koreksi akibat temperature: Ft = 1 + 0,01 ( T – ( 15 – 0.0065 E ), kereksi akibat slope runway: FS = 1 + 0,1 S. Dari hasil Analisis bahwa transportasi Bandar udara DC Saudale perlu di perpanjang menjadi 1.400 x 30 m.
Kata Kunci: Analysis transportasi Dan geometri Bandar udara DC. Saudale TRANSPORTATION ANALYSIS OF DC.SAUDALE, GEOMETRIC IN ROTE NDAO DISTRICT